Private Dns Android Untuk Apa

Tingkatkan Keamanan Privasi Anda Sekarang!

Menjaga keamanan ketika beraktivitas secara online menjadi hal yang patut diperhatikan.

Selain dari sisi pengguna, bila Anda adalah pengelola sebuah website, jangan lupa untuk memasang sertifikat SSL, atau juga sering disebut sebagai SSL/TLS.

SSL berfungsi untuk mengenkripsi informasi sensitif dan juga menyediakan autentikasi.

Namun, jika Anda sedang bingung di mana mencari SSL murah berkualitas, silakan kunjungi Gudang SSL, karena kami menyediakan sertifikat SSL yang murah dan tentunya berkualitas.

Perlu diingat-ingat bahwa keamanan adalah hal yang sangat mutlak, tak terkecuali keamanan internet.

Menggunakan Private DNS adalah pilihan yang tepat bagi Anda untuk tidak membiarkan orang-orang tak bertanggung jawab mencuri data-data sensitif.

Setelah mengetahui artikel ini, Anda bisa langsung mempraktikannya karena langkah-langkahnya sangat mudah.

Lagipula Anda tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan. Terima kasih, jangan lupa untuk membagikan artikel ini ya, GudPeople.

Daftar Hostname Private DNS

Anda bisa memilih hostname Private DNS dari beberapa daftar berikut sesuai kebutuhan keamanan dan perlindungan online.

Google memiliki tiga hostname Private DNS gratis yang dapat Anda gunakan, yaitu google-public-dns-a.google.com dan google-public-dns-b.google.com, keduanya tergolong cepat dan tidak digunakan untuk memblokir dan memfilter konten.

Kemudian masih ada satu lagi yakni dns64.dns.google yang hanya diperuntukkan untuk IPv6.

Kemudian ada Adguard yang juga menyediakan tiga hostname, untuk kedua hostname dns.adguard.com dan dns-family.adguard.com yang bisa Anda gunakan untuk memblokir iklan, website berbahaya, dan konten dewasa.

Sedangkan untuk dns-unfiltered.adguard.com bisa dipakai untuk mengakses website yang diblokir pemerintah karena bersifat non-filtering

Terdapat empat hostname yang disediakan oleh CloudFlare yaitu 1dot1dot1dot1.cloudflare-dns.com yang termasuk cepat dan tidak digunakan untuk memblokir dan memfilter konten, sama seperti milik Google.

Lalu dns64.cloudflare-dns.com yang hanya untuk untuk IPv6, untuk yang ketiga dapat memblokir phsing dan malware yaitu security.cloudflare-dns.com

Dan yang terakhir adalah family.cloudflare-dns.com, hostname ini berfungsi untuk memblokir malware dan konten-konten dewasa.

Yang terakhir ada Quad9 yang menyediakan hostname Private DNS yang berfungsi untuk memblokir phising dan malware, yaitu dns.quad9.net.

GudPeople, karena lalu lintas internet bisa dibilang adalah sebuah ‘sidik jari’ milik pengguna, tidak salahnya Anda menggunakan Private DNS untuk membuat privasi lebih terjaga.

Namun, jika Anda menggunakan DNS server yang sama pada perangkat Anda juga akan membuat orang lain untuk mengetahui ‘sidik jari’ yang mana itu adalah aktivitas online Anda.

Keandalan dan performa

Domain DNS di Azure Public DNS dihosting di jaringan global server nama DNS Azure. Azure Public DNS menggunakan jaringan anycast. Setiap kueri DNS dijawab oleh server DNS terdekat yang tersedia untuk memberikan performa cepat dan ketersediaan tinggi untuk domain Anda.

Azure Public DNS didasarkan pada Azure Resource Manager, yang menyediakan fitur seperti:

Untuk informasi lebih lanjut, lihat Cara melindungi zona dan catatan DNS.

Azure Public DNS mendukung DNSSEC. Untuk informasi selengkapnya, lihat Gambaran umum DNSSEC.

Azure Public DNS juga dapat mengelola catatan DNS untuk layanan Azure Anda dan menyediakan DNS untuk sumber daya eksternal Anda. Azure Public DNS terintegrasi dalam portal Azure dan menggunakan kredensial, kontrak dukungan, dan tagihan yang sama dengan layanan Azure Anda lainnya.

Tagihan DNS didasarkan pada jumlah zona DNS yang di-hosting di Azure dan pada jumlah kueri DNS yang diterima. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang harga, lihat Harga Azure DNS.

Domain dan catatan Anda dapat dikelola dengan menggunakan portal Microsoft Azure, cmdlet Azure PowerShell, dan Azure CLI lintas platform. Aplikasi yang memerlukan manajemen DNS otomatis dapat diintegrasikan dengan layanan menggunakan REST API dan SDK.

Cara Setting Private DNS dengan Mudah

Aktivasi private DNS memiliki cara konfigurasi yang berbeda-beda, tergantung perangkat yang Anda gunakan.

Misalnya, Anda yang menggunakan laptop yang bersistem operasi Windows tidak akan sama dengan laptop yang bersistem macOS.

Kami akan memberikan panduan cara mengaktifkan Private DNS pada perangkat komputer Windows dan macOS, serta smartphone Android dan iOS.

Ikuti langkah-langkah berikut ini apabila Anda menggunakan sistem operasi windows. Pada tutorial ini, kami menggunakan sistem operasi windows 10.

Google memperkenalkan dukungannya untuk DoT pada Android 9 yang memungkinkan Anda bisa menggunakan private DNS. Untuk melakukannya, silakan ikuti cara-cara berikut

Jika Anda merupakan pengguna perangkat yang memiliki sistem operasi macOS, Anda juga bisa melakukan cara-cara berikut ini

Selain Android, pengguna juga banyak yang menggunakan iOS, untuk mengaktifkan Private DNS pada perangkat iOS adalah:

Apa Itu Nameserver Domain?

Tugas domain nameserver adalah menyimpan segala jenis record milik suatu domain. Setiap kali Anda mengakses domain, name server akan mengirimkan informasi penting dari domain tersebut sehingga Anda bisa mengakses websitenya.

Alamat name server mirip dengan nama domain. Provider hosting biasanya punya dua atau lebih alamat nameserver. Contohnya untuk Hostinger nameserver DNS kami adalah:

Alamat nameserver sering digunakan untuk mengarahkan nama domain ke hosting melalui layanan DNS.

Kalau Anda membeli domain dari provider hosting, langkah ini tidak diperlukan. Anda hanya perlu melakukannya kalau registrar domain tidak sama dengan provider hosting Anda. Silakan cek nameserver Anda menggunakan tool DNS checkup atau WHOIS Hostinger.

Contohnya kalau Anda menghosting website di Hostinger tapi membeli domain dari Google Domains, Anda harus mengubah nameserver domain agar mengarah ke Hostinger. Baru setelah itu domain Anda akan terhubung ke website Anda.

[protip-title=”Tips Berguna”]Kalau belum punya domain, Anda bisa membelinya di Hostinger atau mendapatkannya secara gratis dengan paket hosting. Silakan baca panduan beli domain atau cara dapat domain gratis untuk lebih jelasnya.

How to enable Private DNS mode on Android

What you'll need: The only thing you need to enable Private DNS Mode is an Android device running at least Version 9 of the operating system (which was released in 2018). So pretty much every modern Android phone is capable of enabling the feature.

Open the Settings app (either from the Notification Shade or the App Drawer) and then tap Network & Internet. If you're using a Samsung Galaxy device, you'll go to Settings > More Connection Settings.

The "Network & internet" option should appear at the top of the Settings app.

You'll find the entry for Private DNS near the bottom of the Network & Internet window. On Galaxy devices, it will be located in the middle of the More Connections settings list. If you don't find it, go back to the main Settings page and do a search for Private DNS.

The Private DNS entry is in the Network & Internet section of the Settings app.

This is where it can get a bit tricky. You need to have the address of a provider that offers Private DNS. Here's my provider of choice:

Apa Itu DNS Propagation?

Setiap kali Anda mengubah atau menambahkan record baru, perlu waktu beberapa lama agar record tersebut diperbarui pada DNS server di seluruh dunia. Nah, DNS propagation atau propagasi DNS adalah istilah yang digunakan untuk menyebut proses ini.

Selain menambahkan atau mengubah record, perubahan nameserver atau penambahan subdomain baru juga akan memicu proses propagasi.

Terkadang butuh waktu hingga 24 jam sampai semuanya selesai, dan selama ini website Anda mungkin tidak tersedia. Untuk mengecek progresnya secara real-time, ketikkan domain Anda ke tool DNS checker seperti WhatsMyDNS.

DNSSEC adalah teknologi keamanan yang digunakan pada domain name system. DNS premium ini melindungi record dengan menambahkan tanda tangan cryptographic untuk proses autentikasi.

Dengannya, hacker tidak akan bisa mendapatkan akses ke record Anda.

Namun tidak semua domain mendukung DNSSEC. Misalnya, di Hostinger, Anda hanya bisa mengaktifkan DNSSEC untuk domain yang terdaftar di Hostinger dan dihosting di tempat lain.

Apa pun provider hosting yang Anda gunakan, sebaiknya hubungi tim dukungannya kalau Anda ingin mengaktifkan DNSSEC.

DNS adalah sistem yang mencocokkan IP address website dengan nama domain yang bisa dibaca manusia. Dengannya, kita jadi bisa mengakses website dengan nama domain dan bukan IP address yang ribet.

Ada empat jenis DNS server yang bekerja dalam proses mengakses domain: DNS resolver, root nameserver, TLD nameserver, dan authoritative name server.

Nameserver bertugas untuk menyimpan semua record milik suatu domain, sedangkan DNS zone adalah bagian dari namespace DNS yang dibagi-bagi untuk tujuan administratif.

Di hPanel, Anda bisa mengubah nameserver dan menambahkan atau mengubah record di DNS zone. Ada lima jenis DNS record yang memiliki fungsi utama agar domain bisa diakses, yaitu A, CNAME, MX, TXT, dan SRV.

Setiap kali Anda melakukan perubahan pada record ini, sistem nama domain akan membutuhkan waktu beberapa saat hingga 24 jam untuk memproses perubahan, yang disebut propagasi.

Jadi, apa sekarang Anda sudah tahu pengertian DNS beserta cara kerjanya? Kalau masih punya pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menyampaikannya lewat kolom komentar di bawah artikel ini, ya.

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.

Bagaimana Cara Kerja DNS Server?

Terdapat lima rangkaian proses utama pada cara kerja DNS Server dalam mengelola suatu website, berikut ini penjelasan lengkapnya;

Tahapan pertama dimulai ketika pengguna kamu mulai mengetikkan nama domain ke URL Bar. DNS Server akan mencari berbagai informasi dalam file hosts, yaitu berkas file teks yang berada di dalam sistem operasi dan berfungsi untuk mengarahkan hostname ke alamat IP. Jika informasi yang dicari tidak ditemukan, maka server akan melakukan pencarian di cache, yaitu komponen hardware atau software yang menyimpan data untuk sementara. Pada tahap ini ada 3 jenis DNS Query, yaitu:

Ketika pengguna memasukkan hostname, DNS Resolver memberikan semua informasi yang relevan dengan permintaan pengguna melalui pencarian root server dan authoritative name server.

Ketika pengguna memasukkan hostname, maka DNS Resolver akan mencari semua cache yang relevan pada memori. Apabila tidak ditemukan, maka DNS Resolver akan mencari beberapa informasi pada Root server serta Authoritative Name Server yang relevan sesuai DNS zone.

Tipe ini merupakan tipe pencarian informasi yang paling cepat, karena ketika pengguna memasukkan nama hostname, server telah berhasil menemukan informasi tentang IP Address yang tersimpan dalam sistem cache.

Misalnya, jika pengguna kamu mengetikkan biznetgio.com pada URL Bar maka jenis DNS Query yang berjalan adalah Recursive Query.

Why is non-encrypted DNS a problem?

Let's say you're on a public network (like a coffee shop), and you start searching for things on your Android device. Or maybe you have to access a CMS or other work tool and you don't want the public to know the address you're typing. If someone else is on the same network and has the skills, they could intercept your non-encrypted search queries (or the URLs you visit) and know exactly what you're looking for.

That's where Private DNS Mode comes into play. Once you enable this feature, all of your DNS queries are encrypted, so any bad actors won't be able to view them (even if they capture those packets). In other words, Private DNS Mode should be an absolute must for anyone who values their privacy and security.

Also: The best VPN services: Expert tested and reviewed

But how do you enable Private DNS Mode on Android? It's actually pretty simple. Let me show you how.

DNS Recursive Resolver atau DNS Recursor

Tahap kedua adalah proses pencarian informasi yang telah diberikan oleh pengguna, yaitu nama domain pada URL Bar. Jika informasi yang diminta tidak ditemukan dalam cache, maka sistem akan meminta server lain untuk memenuhi permintaan tersebut atas nama klien (browser) dengan mencari informasi di cache ISP (Internet Service Provider). Inilah yang disebut recursor. Server ini layaknya agen yang berperan untuk menyediakan setiap informasi yang diminta.

Jika informasi yang diminta tidak ditemukan pada cache ISP, maka recursor akan meminta bantuan pada Root Name server, yaitu database yang bisa memberi jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan nama domain dan IP Address. Kemudian, server ini akan merespons permintaan tersebut dengan memberitahu agen untuk mengakses area yang lebih spesifik, yaitu top-level-domain name server (TLD name server).

Server untuk tipe top-level domain (.org, .com, ,au, .edu, .id, dan sebagainya) disebut TLD Name Server, yang berperan untuk mengelola semua informasi terkait ekstensi domain umum.

TLD Name Server kemudian akan merespons permintaan dari DNS Recursive Resolver dan meneruskannya ke Authoritative DNS Server, atau Authoritative Name Server. Server inilah yang memiliki resource asli untuk domain tersebut.